pic

free glitter text and family website at FamilyLobby.com

Rabu, 26 Mei 2010

n_n

"Kadang-kadang ALLAH jarakkan hubungan kita, kemudian DIA datangkan pula dengan dugaan..puas kita menangis, mencari mana kawan kesayangan kita..Rupanya ALLAH nak hadiahkan kita Rindu berpanjangan.."


"Sesiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi ALLAH, hendaklah memerhatikan kedudukan ALLAH dalam hatinya. Maka ALLAH sesungguhnya menempatkan hambaNYA sebagaimana hamba itu menempatkan ALLAH dalam hati dan jiwanya"


"Apabila kau letih dan hilang semangat, ALLAH tahu betapa kau telah mencuba sedaya upaya, Apabila tangisanmu berpanjangan & hatimu kedukaan, ALLAH telah mengira titisan airmatamu.


Apabila kau rasa ketinggalan & masa meninggalkanmu, ALLAH setia di sisimu. Apabila kau telah mencuba segalanya tetapi tidak tahu tujuan, ALLAH ada jalan penyelesaiannya. Apabila tidak ada bererti buatmu, keliru & kecewa...ALLAH ada jawapannya.."



"Biar sejuta ilmu kita dalami, yakinlah bahawa itu hanya setitis air dari seluas lautan, Hadirkan dalam hati, rasa keinsafan. Moga ilm itu menjadi wadah mendekati ALLAH

Ahad, 16 Mei 2010

Taubatnya Malik Bin Dinar

Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, bermabuk-mabukan, maksiat, berbuat zalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba', dan mengasari manusia. Kulakukan segala kezaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik bin Dinar Rahimahullah menyatakan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikurniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.

Aku sangat mencintai Fathimah. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.

Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepadaku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Subhanahu wa Ta'ala -lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.


Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.

Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cubaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Syaitan pun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, syaitan berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan bermabuk-mabuk dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.� Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.

Di alam mimpi tersebut aku melihat hari kiamat.

Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.

Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: “Mari menghadap al-Jabbar!�

Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!� Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!�

Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?� Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku.� Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!�

Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!�

Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.

Dia berkata kepadaku:

“Wahai ayah, “belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.� (Qs. Al-Hadid:16)


Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu.�
Dia berkata: “Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahawa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal solehmu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis kerana keadaanmu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu keadaanmu. Dengan kuasa Allah Yang Maha Berkuasa, seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja aku tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang dapat memberikan manfaat kepadamu.�

Dia Rahimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.� Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dia Rahimahullah berkata:
Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.� (Qs. Al-Hadid: 16)
.....

Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rahimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni syurga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni syurga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.�

Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.�

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rezeki taubat kepada kita. Tidak ada sembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.

Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Misanul I'tidal, III/426).

Khamis, 13 Mei 2010

zainab Al-Ghazali - Mujahidah Yang Cekal Walau dipenjara, Disiksa

"wahai saudariku yang muslimah yang berada di jalan jihad. Saudari pula memainkan peranan yang penting di dalam bidang jihad. Peranan saudari bermula dari rumah tangga, iaitu dengan mentarbiyyahkan generasi-generasi, membesarkan mereka dan menyiapkan mereka untuk berjihad. Wanitalah yang memproses lelaki. Bagi wanita-wanita muslimat, mereka mengajar anak-anak mereka tentang peperangan-peperangan sama seperti mereka menghafazkan anak-anak mereka satu surah dari al-Qur'an.

Begitu juga, seorang al-ukhtul. Muslimat yang menghidupkan roh jihad adalah menjadi pembantu kepada suaminya. Ia menggesa suaminya supaya berjihad, bukannya menjadi fitnah kepada suaminya ataupun melemah dan menghalangnya. ia juga selalu mengelokkan penjagaan harta dan anak-anak suaminya sepanjang ketiadaan suaminya yang sedang berjihad. pada masa dahulu seorang wanita muslimah itu memainkan peranan di medan jihad. ia telah melakukan kerja memberi minum tentera dan merawat orang yang luka. Bahkan kadangkala seorang wanita itu turut serta menghunuskan senjata. Contohnya ialah seperti yang telah dilakukan oleh Ummu Nusaibah binti Kaab kerana mempertahankan Rasulullah SAW dalam peperangan uhud."
(Mustafa Mashyur)

Begitulah cebisan harapan yang dilontarkan oleh Sheikh Mustafa Mashyur, Mursyidul Ikhwanul Muslimin kepada para muslimat Ikhwan kerana besarnya peranan dan pengaruh muslimat dalam masyarakat bahkan mereka adalah sayap penting dalam perjuangan islam semenjak zaman Nabi SAW.

Dalam sejarah ikhwanul Muslimin, muslimat telah menjadi tiang seri mereka dan tokoh besar daripada sayap ini yang pernah dilahirkan ialah Zainab al-Ghazali. Zainab al-Ghazali adalah mujahidah yang cekal, kental dan ampuh. Ibarat srikandi ulung Nusaibah yang bertempur di sisi Rasulullah dalam kekalutan perang Uhud, melekat dalam setiap sanubari yang terlibat dan menyaksikannya.

Beliau menjelma sebagai wanita ulung mendepani segala mara bahaya dalam medan perjuangan dan itulah harapan ayahndanya seorang guru agama dan peniaga kapas. Melalui didikan ikhlas bapanya, Zainab al-Ghazali dibentuk agar menjadi pebimbing dan pembela ummah.

Dilahirkan dibumi yang dibuka pada zaman moyangnya menjadi khalifah kedua islam. Mesir iaitu bumi yang berkat peninggalan para Nabi menjadi saksi kelahiran mujahidah agung ummat ini. Lahir di Buhaira, Mesir pada 1917. Bayi perempuan yang berketurunan Saidina Umar (r.a) ini rupa-rupanya adalah lambang perjuangan sejati muslimah moden dalam mengharungi keperitan hidup berjuang.

kisah deritanya menghadapi regim taghut pimpinan Presiden Jamal abdul Naseer diabadikan sendiri dengan penanya di dalam kitab "hari-hari dalam kehidupanku" setelah bekali-kali dirayu agar ia menjadi tatapan mithali buat pejuang yang ikhlas. Hidupnya tidak pernah sunyi dari menikmati kemanisan derita perjuangan. Beliau teruja dengan pelbagai seksaan ngeri di penjara azab regim toghut itu.

Tubuhnya pernah dijamu buat anjing garang yang kelaparan namum selamat sejahtera dilindungi lembayung rahmat Tuhan kekasihnya. Anjing yang ganas berubah senyap menghormati jasad pejuang agung ini. Bukan sahaja binatang berdiam diri berhadapan dengannya malah lelaki jahat yang diarah melahap tubuhnya jua menyerah tidak sanggup menodai wanita suci jemaan sahabiah rasul ini.

Penglibatan Dalam Beberapa Pertubuhan Wanita Sebelum Menganggotai Ikhwan

Pernah menganggotai Gerakan Wanita Mesir di usia remajanya pada tahun 1936. Namun, matlamat perjuangan yang tidak sesuai dengan jiwanya menggerakkan hatinya menubuhkan(Jamaah Muslimat) Jamaah Wanita Muslimah sebagai wadah baru perjuangannya. Jemaah Muslimah ini ditubuhkan pada tahun 1936 dengan menjadikan islam sebagai dasar dan matlamat kehidupan. Beliau telah mengerakkan gerakkan muslimah ini dengan kerja-kerja dakwah dan juga kebajikan sehingga gerakan ini telah diminati kaum ibu yang berjiwa islam. Beliau seorang yang tegas dalam memperjuangkan agama allah dan tidak takut dengan ugutan serta intimidasi pihak berkuasa Mesir.

Penubuhan jamaah berkenaan adalah untuk membebaskan golongan wanita daripada terus berada dalam jahiliyah moden yang mudah diperpodoh dan dieksploitasi oleh golongan yang berkepentingan. tidak cukup dengan itu, hasratnya adalah untuk melihat muslimat juga sebaris dengan golongan Muslimin dalam mempertahan dan memperjuangkan islam.

Berbekalkan ilmu yang ditimba daripada ayahndanya yang amat mencintai islam, beliau menggerakkan ahli-ahli Jamaah Muslimah agar menjadi pembela-pembela agama allah kerana ia telah menjadi mangsa kerakusan manusia-manusia berhati anjing yang tidak mahu melihat islam sebagai agama yang benar dalam pentadbiran negara.

Justeru, penggarapan ilmu di kalangan anggota jamaah menjadi syarat utama untuk membebaskan islam daripada dibelenggu pengkhianat islam di samping mentarbiah mereka agar berkemampuan untuk berpidato, berhujah dan berinteraksi dengan masyarakat sekeliling untuk memimpin umat seluruhnya kembali kepada islam dalam erti kata sebenar.

Gerakkan muslimah ini sentiasa diperhatikan perkembangannya oleh pihak berkuasa Mesir kerana semakin ramai masyarakat yang mendapat kesedaran apabila menghadiri program-program yang dianjurkan. Pada 15 september 1946, gerakan ini telah diharamkan oleh Jamal Abdul Naser. Ini telah menyebabkan kerja dakwah yang tersusun mula diganggu.

Di samping itu, gerakan dan usaha Zainab yang telah berputik ketika umurnya mencecah 18 tahun, membimbing kerja-kerja wanita islam membela kehidupan dan membantu ibu-ibu yang kehilangan suami. Dengan pengharaman Jamaah Muslimah ini sedikit sebanyak kerja kebajikan telah terganggu. Ketika inilah ia bertemu dengan As Syahid Imam Hassan Al-Banna. Zainab sangat kagum dengan Hassan al-Banna yang mampu menyatukan pelbagai lapisan masyarakat di Mesir. Hubungan Zainab dengan Puab Tahiah Jubaili seorang pemimpin muslimat ikhwan telah membawanya untuk menyertai Ikhwan pada tahun 1948.

Al-Banna dan para penolongnya ibarat suasana Nabi dan para sahabat di matanya. Zainab menjadi penggemar kepada syarahan dan pembawaan almarhum al-Imam sehingga pada suatu hari Imam Hassan al-Banna menawarkan penggabungan Jamaah muslimat pimpinannya agar bersama menjadi sayap wanita Ikhwanul Muslimin. Beliau menolak namun berbai'ah secara rahsia bersama Imam Hassan al-Banna kemudiannya.

Ketegasannya ibarat ketegasan Umar Al-Khattab. Naluri ketabahan dan kewanitaannya ibarat Saidatina Nusaibah. Kekuatannya dan kesabaran sama gagah bak lelaki perkasa. Hatinya dihiburkan dengan pertemuan dan jaminan Rasulnya di dalam keasyikan mimpi indah yang benar.

Deritanya bertukar gembira mendengar taujihat dan irsyadat Nabi sanjungannya. Alangkah bahagianya mujahidah yang bernama Zainab al-Ghazali. Setiap denyutan nadi kehidupannya kekal segar di ingatan setiap anak-anak harakah yang mewarisi perjuangan islam.

Zainab al-Ghazali meneruskan kesinambungan Ikhwan bersama Saiyid Qutb dan Abdul Fattah Ismail setelah kewafatan Imam al-Banna. Perjuangannya tidak disukai pemerintah yang dipimpin oleh Jamal Abdul Naseer ketika itu.



Hadapi Tribulasi Hingga Dipenjara

Beliau ditangkap pada tahun 1965, dibicara pada 1966 dan dihukum penjara selama 25 tahun. Namun, beliau dibebaskan pada tahun 1971 semasa Anwar Sadat menggantikan Jamal setelah kematiannya. Allah membalas pengkhiatan Jamal Abdul Naser terhadap parapendokong ikhwan dengan kekalahan kerajaan mesir pimpinannya kepada israel dan sekutunya dalam peperangan tiga serangkai pada 1967.

Ketika mendekam dalam penjara militer beliau mengalami pelbagai penderitaan dan penyiksaan seperti direndam dalam air separas dengan leher, diberi makanan yang kotor, ditakutkan dengangertakan malah hampir diperkosa oleh warder penjara. Namun, Allah memberikan kekuatan kepada beliau untuk mempertahankan maruah dan harga dirinya. Beliau disebat, dihina dan diaibkan namun semuanya tidak memberkas kepada Zainab al-Ghazali. Lidahnya sentiasa dibasahi dengan zikir dan membaca al-Quran. Beliau juga sepenjara dengan Hamidah Qutb (adik kepada Syed Qutb)dan sentiasa berdakwah kepada para banduan yang lain. Penjara bukanlah mimpi ngeri melainkan 'ruang pertapaan'yang melestarikan nikmat beribadah. Beliau sentiasa menghidupkan malam untuk bermunajat semoga Allah memberikan kemenangan kepada islam malah semasa mendekam dalam penjara beliau telah diceraikan oleh suaminya.


Selepas dibebaskan daripada penjara Zainab kembali aktif menggerakkan apa sahaja demi islam. Berpidato lantang dan segar menyedarkan para pemuda dan pemudi serta membimbing ummah ke arah keredhaan Allah. AlMarhumah Zainab al-Ghazali juga terkenalsebagai penulis yang hebat. Beliau pernah menulis sebuah buku yang diharamkan oleh kerajaan Mesir iaitu "Return Of The Pharaoh" yang ditujukan khusus kepada presiden Mesir ketika itu.

pengabdiannya kepada islam dan umat sentiasa dikenang dengan penuh penghargaan, kasih dan kecintaan. setelah 88 tahun menabur budi dan jasa, almarhumah dijemput pulang ke pangkuan Illahi pada tanggal 3 Ogos 2005. Jasadnya yang mulia diiringi ribuan rakyat dan disolatkan di masjid Rabiatul Adawiyyah. Namanya tetap segar dilubuk hati setiap pejuang agama walaupun telah pergi menemui kecintaan abadi tuhan sekian alam.



Antara Mutiara Kata Zainab Yang Lebih Bersifat Motivasi Kepada Para Calon Suami


"...mari kita berjanji, berjanji sepenuhnya antara seorang lelaki dan wanita, wanita yang pada umur 18, memberikan keseluruhan hidupnya untuk allah dan dakwah. Sekiranya ada pertembungan antara kontrak perkahwinan ini dan dakwah, maka perkahwinan kita akan tamat, tetapi dakwah akan sentiasa bertunjang dalam diriku...."

untaian hikmah dari almarhumah Zainab al-Ghazali al-Jubaili buat bakal suami sebelum mendirikan istana cinta. Beliau tegas menyatakan pendirian bahawa perkahwinan penting, namun ia tidak lagi sepenting itu lagi jikalau ia bertembung dan menyimpang dari tujuan dakwah yang menuntut janji demi sebuah perjanjian Rabbani yang abadi.


Beliau juga merakamkan tentang kemuliaan iman yang dicampakkan dalam hati kita oleh Allah SWT dalam bukunya "Kearah Kebangkitan Baru" :


"Betapa indahnya iman yang berperanan, mempersediakan dan persiapan itu, iman yang tidak dapat dipesonakan oleh hiasan dan janji manis syaitan. Betapa indahnya orang yang beriman yang membawa janji setia dengan Allah, dengan rasulnya dan dengan Mu'minin. Betapa indahnya orang ramai yang beriman di ketika dapat mengatasi iblis dan kuncu-kuncunya, dapat menghina dan menghalau taghut dan pembantu-pembantunya. Betapa agungnya peribadiyang berbai'ah: ketika ia hidup dengan imannya yang melahirkan tenaga membangun semula pada dirinya. Betapa agungnya peribadi itu: ketika melihat para taghut di bumi ini semuanya kecil,hina. Semua jahiliyyah sekali dengan syaitan-syaitan dipandang kecil. kebatilan juga dipandang kecil dan hina. Sebaliknya ia memandang bai'ah kepada Allah, paling besar..."


Wanita pemberani dan mujahidah Ikhwan ini telah meninggalkan kita dengan haruman namanya yang mewangi indah di taman perjuangan. Beliau berpesan kepada kita, "Tidak ada jalan keluar bagi sesuatu ummat, bahkan bagi dunia melainkan dengan dakwah islam. Betapa kejam dan ganas siksaan yang dikenakan, tidak akan mampu meruntuhkan keyakinan dan kebenaran dakwah islam. bahkan ia akan tumbuh dengan subur sebagai kekuatan yang akan menghacurkan kebathilan dengan penuh ketabahan dan kesabaran."


dipetik dari buku Tokoh - Tokoh Gerakan Islam Abad Moden oleh Zainudin Hashim & Riduan Mohamad Nor

Khamis, 6 Mei 2010

Putaran Kehidupan - Firdaus

Album : Cinta dan Harapan
Munsyid : Firdaus
http://liriknasyid.com


Saat kau melangkahkan kaki
Jatuh dan bangun sendiri
Semuanya mampu kau redahi

Saat usiamu telah dewasa
Cabaran datang bertimpa
Kau kecewa derita sengsara

Hapuskanlah air matamu
Redha dan teruskanlah usahamu
Pasti kau akan mengerti
Hidup ini
Putarannya tersendiri

Hentikanlah air matamu
Biarkanlah kisah duka itu berlalu
Mendung hari takkan selalu
Sinar bahagia, oh pastikan kau ketemu

Selasa, 4 Mei 2010

antara dua cinta

ANTARA DUA CINTA


apa yang ada jarang disyukuri
apa yang tiada sering dirisaukan
nikmat yang dikecap baru kan terasa bila hilang
apa yang diburu timbul rasa jemu
bila sudah di dalam genggaman

dunia ibarat air laut
diminum hanya menambah haus
nafsu bagaikan fatamorgana
di padang pasir

panas yang membahang disangka air
dunia dan nafsu bagai bayang-bayang
dilihat ada ditangkap hilang

Tuhan.. leraikanlah dunia
yang mendiam di dalam hatiku
kerana di situ tidak ku mampu
mengumpul dua cinta
hanya cintaMu ku harap tumbuh
dibajai bangkai dunia yang kubunuh

Isnin, 3 Mei 2010

Ketika Cinta Bertasbih

Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta


Catatan Popular

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails